Gerakan “Menyapa Indonesia” Bangun Pertanian Desa Ramea dengan PESAT

Jakarta, Juli 2015, Para penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan RI angkatan ke-40 yang akan menuntut ilmu di berbagai penjuru dunia, merancang sistem pertanian komprehensif dengan sebutan PESAT (Petani Sejahtera) untuk kemajuan Desa Ramea, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.

Melalui gerakan pengembangan masyarakat bertajuk Menyapa Indonesia, angkatan 40 yang dinamakan Kemilau Nusantara akan membangun sistem pertanian dari mulai pembibitan, pengolahan produk, pemasaran hasil pertanian hingga pengelolaan keuangan.

PESAT akan diwujudkan melalui lima program yang terdiri dari pembangunan Bank Bibit dan fasilitas pembibitan berbagai tanaman kayu dan sayuran, pelatihan pengolahan limbah melinjo yang merupakan komoditas utama Desa Ramea, penyuluhan manajemen keuangan dan koperasi, serta penyediaan kendaraan logistik guna memudahkan distribusi pemasaran hasil pertanian.

Desa Ramea yang memiliki luas wilayah kurang lebih 572 hektar dan dihuni oleh 3399 jiwa ini memiliki mata pencaharian utama sebagai petani, pedagang, dan tengkulak. Potensi hasil bumi Desa Ramea sangat melimpah, namun tingkat kesejahteraan penduduk di desa tersebut masih berada di bawah garis kemiskinan karena belum maksimalnya pengelolaan dan pemanfaatan potensi pertanian.

Berdasarkan hasil survey Kemilau Nusantara, keterbatasan bibit unggul, kurangnya pengetahuan dan informasi teknologi pertanian, belum tersedianya lembaga pengelola keuangan, serta minimnya transportasi hasil pertanian dari desa ke pasar menjadi permasalahan di Desa Ramea yang menghambat pertumbuhan ekonomi desa.

Salah satu penerima beasiswa BPI LPDP, Tiffani Satya Makharti, yang merupakan Ketua Kemilau Nusantara menyebutkan bahwa bersama 131 teman-teman penerima beasiswa BPI LPDP, bertekad untuk membantu perekonomian Desa Ramea dengan mengembangkan program PESAT.

“Program ini akan dilaksanakan sepanjang bulan Agustus 2015. Program monitoring akan dilakukan secara berkala sampai dua tahun dengan pembuatan laporan kemajuan program setiap 6 bulan bekerjasama dengan para petani lokal.” ujar Tiffani.

Diambil dari Good News from Indonesia: http://www.goodnewsfromindonesia.org/2015/08/01/gerakan-menyapa-indonesia-bangun-pertaniandesa-ramea-dengan-pesat/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *