Dari Gema Mahardika untuk Desa Ramea
Sebagai perwujudan dari proyek pengembangan masyarakat (community development), kami para pemuda dan pemudi bangsa Indonesia yang terpilih sebagai para penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang disatukan dalam kelompok Persiapan Keberangkatan (PK) ke 39–yang bernama Gema Mahardika– ingin memberi kontribusi nyata untuk membangun desa. Salah satunya adalah kami bergabung bersama tim “Menyapa Indonesia” untuk membantu salah satu desa terpencil di provinsi Banten, Desa Ramea.
Desa Ramea berada di Kecamatan Mandalawangi Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. Desa ini Terdiri atas 29 kampung (RT) dengan total 3.762 penduduk.
Untuk mencapai desa ini dari Jakarta, dibutuhkan waktu tempuh sekitar 4 Jam perjalanan. Lamanya waktu temput disebabkan oleh akses jalan menuju desa ini rusak berat, karenanya membutuhkan perbaikan agar dapat dilalui kendaraan.
Dari ujung jalan beraspal, tepatnya setelah melewati kantor kecamatan Mandalawangi, diperlukan waktu tempuh kurang lebih 2 Jam untuk sampai ke Desa Ramea, padahal jarak dari kantor kecamatan ini ke desa tersebut kurang lebih hanya 3 Km. Oleh karena sulitnya akses jalan menyebabkan desa ini tertinggal, padahal secara lokasi jarak desa ini ke Kota Serang sekitar 40 Km.
Sebagian besar penduduk Desa Ramea masih tergolong dalam keluarga prasejahtera. Desa ini memiliki 3 fasilitas pendidikan tingkat dasar, yaitu sebuah SD Negeri dan 2 buah Madrasah Ibtidaiyah (MI) setingkat sekolah dasar.
Hanya 2 buah sekolah dasar (1 SDN dan 1 MI – Darul Huda) yang terletak di pusat desa dan cukup terjangkau oleh masyarakat desa. Untuk pendidikan tingkat lanjutan, Desa ini memiliki sebuah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) namun kelasnya masih berbagi dengan MI Darul Huda (kelas pagi untuk MI, petang untuk SLTP).
Belum ada Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di Desa Ramea. Maka, anak didik yang mau melanjutkan ke SLTA/Kejuruan harus menempuh perjalanan atau pindah keluar desa. Mahalnya ongkos transportasi menempuh jalan yang rusak juga menjadi kendala bagi penduduk desa Ramea untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi disamping terbatasnya akses pada sistem penunjang pendidikan seperti buku-buku.
Semua fasilitas pendidikan ini disediakan gratis. Namun, sekolah hanya meminjamkan fasilitas pendidikan untuk digunakan terbatas dalam lingkungan sekolah. Terdapat koleksi buku-buku (mayoritas berkaitan dengan materi pendidikan) yang disimpan di ruang guru/kepala sekolah. Namun begitu, buku-buku tersebut terbatas digunakan di tempat. Menurut salah satu kepala sekolah dasar di Desa Ramea, perpustakaan keliling pun tidak dapat menjadi harapan karena tidak secara rutin tersedia.
Sebagian besar masyarakat Desa Ramea (60.2%) hanya menyelesaikan pendidikan sampai tingkat sekolah dasar (data statistik, BPS) dan hanya 0.3% yang berpendidikan sarjana.
Semangat menempuh pendidikan yang lebih tinggi (SLTP) terus meningkat di kalangan pemuda. Di salah satu sekolah dasar, hampir seluruh peserta didik yang menyelesaikan pendidikan dasar melanjutkan ke tingkat SLTP. Hal ini patut didukung dan ditingkatkan dengan menyediakan akses sebesar-besarnya bagi fasilitas pendidikan seperti Rumah Baca dan atau Perpustakaan.
Perpustakaan untuk Desa Ramea
Pendidikan adalah suatu hal yang penting dan harus dilakukan untuk menunjang kemajuan dan kesejahteraan suatu Negara. Dengan pendidikan, maka pengetahuan seseorang akan meningkat, dan hal tersebut akan dapat mengubah tingkat perekonomian seseorang menjadi lebih baik.
Hal ini seperti yang dapat dilihat pada kenyataan di lapangan, di Desa Ramea. Tingkat pendidikan masyarakat Desa Ramea yang hanya sampai lulusan Sekolah Dasar (SD) menyebabkan banyak yang bekerja menjadi kuli bangunan dan petani. Sebanyak 64% warga desa ini adalah seorang petani, dan hasil panen mereka pun kekurangan ketika musim kemarau tiba. Kondisi tersebut dapat menyebabkan banyak warga yang menganggur dan tidak produktif.
Tim dari Gema Mahardika sudah melakukan survey dan menemukan bahwa perlu diadakannya program pengembangan masyarakat (Community Development) untuk meningkatkan taraf pendidikan di desa Ramea, agar masyarakat di desa ini dapat mengubah nasibnya dan lebih maju lagi di masa yang akan datang dengan pendidikan. Salah satu bentuk dari pengembangan masyarakat yang menurut kami diperlukan ialah pembangunan perpustakaan dan penyuluhan untuk memberikan gambaran dan inspirasi kepada masyarakat desa tentang pentingnya pendidikan.
Kegiatan belajar mengajar di Desa Ramea berlangsung dengan kesan seadanya dan memerlukan dorongan untuk lebih dapat ditingkatkan lagi. Salah satu faktor untuk mendorong kegiatan belajar mengajar di desa ini ialah diperlukannya sebuah perpustakaan sebagai sarana untuk tempat anak-anak di desa Ramea untuk membaca. Karena dengan buku, kita dapat mengetahui tentang dunia lebih luas. Oleh karena itu, tepatlah bila ada anggapan bahwa buku adalah jendela dunia.
Pengadaan perpustakaan di lingkungan sekolah merupakan sesuatu program yang sangat ditunggu-tunggu oleh semua pihak di desa Ramea, terutama untuk Guru dan Murid di desa ini. Hal tersebut dikarenakan perpustakaan ini tidak hanya digunakan untuk membaca, tetapi juga digunakan untuk tempat mencari referensi mengenai tugas yang diberikan oleh guru-guru mereka, sehingga mereka dapat dengan bebas mengakses buku-buku yang mereka perlukan tanpa ada batasan-batasan seperti ketika meminjam buku di ruang guru mereka.
Kami berharap dengan adanya proyek pengembangan perpustakaan ini, tingkat pendidikan dan kemauan untuk membaca di Desa Ramea akan meningkat, karena pendidikan merupakan hak semua warga Negara demi kesejahteraan dan kemakmuran bangsa Indonesia.